Mengenangmu, adalah duduk di bangku taman kotamu, lalu angin membacakan sajak lewat daun-daun berguguran menyentuh kakiku. ~
16 Mar
Aku akan menunggumu dengan lilin masih menyala di dadaku, meski gerimis tak henti-henti menyekapku. ~
16 Mar
Jika kuingat pada rembulan yang disimpan Tuhan di matamu, mataku kerap menjelma hujan berlinang jatuh. @syair_malam
16 Mar
Kenangan seperti musuh bagiku, yang membuat aku tak tahu lagi bagaimana cara mengalahkan kesedihan. ~ @sajak_cinta
17 Mar
Airmata yang membercak di bantalku adalah doa, semoga kau bisa menangkap cahayanya, di surga. ~ @sajak_cinta
17 Mar
Ketika bibir musim semimu mengecupku, matahari yang membeku menyala lagi, di kesepian dadaku.
17 Mar
Kembali aku tersiksa kenangan tentangmu, saat derai hujan mengalun, bersama lagu blues di kesunyian kamarku. @syair_malam
17 Mar
Kepedihan karena kehilangan, adalah nganga luka terdalam di jiwa, hanya tangan waktu yang kelak bisa menyembuhkannya. ~ @sajak_cinta
17 Mar
Saat terakhir bersamamu, airmataku jatuh memelukmu, mengecup pecahan kaca dan darah yang bersimbah di wajahmu.
17 Mar
Untuk melupakanmu, aku telah memilih menyakiti hatiku sendiri, ribuan kali, di dalam sunyi. ~ @sajak_cinta
19 Mar
Sayang, kini kita seperti sepasang kunang-kunang yang diam-diam bertemu saling berkejaran, di remang-remang kenangan. ~ @sajak_cinta
19 Mar
Jalan yang kulalui telah sunyi, tak bercahaya lagi, sejak matahari yang tersimpan di matamu telah kau bawa pergi. @puisikita
19 Mar
akhirnya perahu kertas jiwaku hancur dihempas pedihnya ribuan debur kerinduan.
19 Mar
Ciumanmu, semacam lelehan susu yang tertuang di panasnya kopi hitamku.
19 Mar
Rindu akhirnya selalu memilih ujungnya sendiri, pada bulir-bulir kenangan yang berayun di pelupuk mata ini. ~ @sajak_cinta
19 Mar
note:
untuk yang mau copas puisi ini, jangan lupa cantumin penulis
yang ini karya Mahesa Aditya | twitter: @MahesaAditya